5 Kesalahan PR yang Harus Dihindari Perusahaan

5 Kesalahan PR yang Harus Dihindari Perusahaan

Dalam dunia bisnis modern, Public Relations (PR) memegang peranan vital dalam menjaga citra dan reputasi perusahaan. Reputasi yang baik dapat menjadi aset berharga, sementara kesalahan kecil dalam PR bisa menimbulkan krisis yang merugikan, bahkan dalam hitungan jam. Banyak perusahaan menyadari pentingnya PR, namun tidak sedikit yang masih terjebak dalam kesalahan mendasar yang membuat strategi komunikasi mereka gagal.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif lima kesalahan PR yang harus dihindari oleh perusahaan agar reputasi tetap terjaga dan kepercayaan publik semakin kuat.

1. Tidak Transparan dalam Komunikasi

a. Masalah yang Sering Terjadi

Salah satu kesalahan terbesar dalam PR adalah menyembunyikan fakta atau memberikan informasi setengah-setengah. Ketika perusahaan menghadapi masalah, ada kecenderungan untuk menutupi informasi agar publik tidak panik. Sayangnya, langkah ini justru sering menjadi bumerang.

Di era digital, informasi menyebar dengan cepat. Jika perusahaan ketahuan tidak jujur, publik akan kehilangan kepercayaan dan reputasi bisa hancur dalam sekejap.

b. Dampak Negatif

  • Menurunnya kredibilitas perusahaan.

  • Liputan media yang lebih negatif karena dianggap tidak terbuka.

  • Krisis berkepanjangan akibat hilangnya kepercayaan publik.

c. Solusi

Transparansi adalah kunci. Perusahaan harus:

  • Menyampaikan informasi secepat mungkin dengan fakta yang jelas.

  • Menggunakan nada komunikasi yang jujur dan empati.

  • Mengakui kesalahan dan menjelaskan langkah perbaikan.

2. Mengabaikan Media Sosial

a. Masalah yang Sering Terjadi

Banyak perusahaan masih menganggap media sosial hanya sebagai alat promosi, bukan kanal PR. Padahal, media sosial adalah saluran komunikasi langsung dengan publik yang bisa memengaruhi reputasi. Mengabaikan keluhan, komentar negatif, atau percakapan yang sedang viral adalah kesalahan fatal.

b. Dampak Negatif

  • Kritik publik dibiarkan meluas tanpa klarifikasi.

  • Citra perusahaan rusak karena dianggap tidak peduli.

  • Potensi kehilangan pelanggan karena tidak ada respon cepat.

c. Solusi

  • Aktif melakukan social listening dengan memantau percakapan tentang brand.

  • Menyediakan tim khusus untuk menanggapi pertanyaan atau keluhan di media sosial.

  • Gunakan platform ini untuk membangun hubungan, bukan hanya promosi.

3. Tidak Siap Menghadapi Krisis

a. Masalah yang Sering Terjadi

Banyak perusahaan tidak memiliki crisis communication plan. Mereka baru bereaksi ketika masalah terjadi, alih-alih menyiapkan strategi sebelumnya. Akibatnya, respon menjadi lambat, tidak terkoordinasi, dan cenderung defensif.

b. Dampak Negatif

  • Isu negatif cepat viral tanpa kendali.

  • Perusahaan terlihat tidak profesional dan panik.

  • Kerugian jangka panjang baik finansial maupun reputasi.

c. Solusi

  • Buat protokol krisis dengan skenario berbagai kemungkinan.

  • Bentuk tim PR khusus yang siap siaga 24/7.

  • Latih juru bicara agar bisa memberikan pernyataan yang jelas dan meyakinkan.

  • Gunakan media sosial untuk klarifikasi cepat sebelum rumor menyebar.

4. Tidak Memahami Audiens

a. Masalah yang Sering Terjadi

Komunikasi PR sering gagal karena tidak tepat sasaran. Perusahaan menyampaikan pesan tanpa mempertimbangkan siapa audiensnya. Akibatnya, pesan tidak relevan atau bahkan menyinggung kelompok tertentu.

b. Dampak Negatif

  • Kampanye PR tidak efektif karena tidak menyentuh kebutuhan audiens.

  • Reaksi negatif akibat kesalahan pemahaman budaya atau sosial.

  • Hilangnya kesempatan untuk membangun engagement positif.

c. Solusi

  • Lakukan riset mendalam tentang audiens (usia, lokasi, budaya, kebutuhan).

  • Sesuaikan bahasa, gaya komunikasi, dan kanal yang digunakan.

  • Segmentasi pesan agar lebih personal dan relevan.

5. Fokus Berlebihan pada Publisitas, Lupa pada Relasi

a. Masalah yang Sering Terjadi

Banyak perusahaan menganggap PR hanya soal publisitas: mendapatkan liputan media, trending di media sosial, atau viral. Padahal, inti PR adalah hubungan jangka panjang dengan publik, bukan sekadar eksposur sesaat.

b. Dampak Negatif

  • Citra perusahaan dianggap hanya mencari perhatian tanpa substansi.

  • Publik cepat lupa karena tidak ada hubungan emosional.

  • Sulit membangun loyalitas dan kepercayaan jangka panjang.

c. Solusi

  • Bangun relasi yang tulus dengan stakeholder, bukan hanya saat butuh.

  • Jalankan program CSR, dialog publik, atau kegiatan komunitas.

  • Fokus pada membangun kepercayaan, bukan sekadar viral.

Studi Kasus: Kesalahan PR di Dunia Nyata

a. Kasus United Airlines (2017)

United Airlines menghadapi krisis besar ketika video penumpang yang diseret keluar dari pesawat viral. Respon awal perusahaan yang defensif justru memperparah situasi. Mereka dianggap tidak transparan, tidak empati, dan lambat menangani krisis. Butuh waktu lama bagi United Airlines untuk memulihkan citra mereka.

b. Kasus Pepsi dan Iklan Kendall Jenner (2017)

Pepsi merilis iklan yang dianggap meremehkan gerakan sosial serius. Kesalahan terbesar adalah tidak memahami audiens dan konteks sosial. Akibatnya, kampanye tersebut menuai kecaman luas.

c. Kasus KFC di Inggris (2018)

Berbeda dengan dua kasus sebelumnya, KFC berhasil merespons krisis kehabisan ayam dengan humor melalui iklan “FCK”. Transparansi, kecepatan, dan kreativitas mereka dipuji publik. Ini contoh bagaimana menghindari kesalahan PR bisa mengubah krisis menjadi peluang.

Cara Mencegah Kesalahan PR di Perusahaan

Untuk menghindari kesalahan di atas, perusahaan perlu:

  1. Membangun tim PR profesional dengan keterampilan komunikasi, riset, dan manajemen krisis.

  2. Mengintegrasikan PR dengan strategi bisnis sehingga komunikasi sejalan dengan visi perusahaan.

  3. Melatih juru bicara agar siap menghadapi media dalam situasi apa pun.

  4. Mengukur efektivitas PR menggunakan data analitik untuk terus memperbaiki strategi.

  5. Mengutamakan nilai dan etika, karena reputasi yang baik hanya bisa dibangun di atas kepercayaan.

Kesimpulan

Kesalahan dalam Public Relations bisa berdampak fatal pada reputasi perusahaan. Lima kesalahan utama yang harus dihindari adalah:

  1. Tidak transparan dalam komunikasi.

  2. Mengabaikan media sosial.

  3. Tidak siap menghadapi krisis.

  4. Tidak memahami audiens.

  5. Terlalu fokus pada publisitas dan melupakan relasi.

Dengan menghindari kesalahan tersebut, perusahaan tidak hanya menjaga citra, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik. PR bukan sekadar membuat berita positif, tetapi tentang membangun hubungan jangka panjang yang berlandaskan transparansi, empati, dan integritas.

Pada akhirnya, perusahaan yang mampu menjalankan PR dengan baik akan lebih tangguh menghadapi tantangan, lebih dicintai publik, dan lebih berpeluang meraih kesuksesan jangka panjang.

Cetak apapun lebih mudah, cepat, dan praktis